Rabu, 11 April 2012

Persepsi Dalam Psikologi Komunikasi (Oleh : Monika Wutun)


Figure 2.2. Forces acting on the individual
  
Berdasarkan bagan diatas dapat dijelaskan bahwa kekuatan perilaku seseorang (individu) mencakupi aspek personal (The Person) seperti past experience, drives, goals dan future expectation. Selain ketiga kategori aspek itu terdapat aspek eksternal yang berasal dari luar diri individu yakni physical, social, economic. Dan tentu saja ketiga bidang  itu berlangsung atau terjadi di suatu lingkungan dengan kekuatannya. Lingkungan dapat mempengaruhi individu dan juga sebaliknya individu juga bisa mempengaruhi lingkungan.
The Person terdiri dari Past Experience; Drives, Goals; dan future expectation. Ketiga bidang ini memang senantiasa membingkai kehidupan the person (individu), karena manusia hidup dalam tiga bingkai pengelaman yaitu masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Ada tiga masa hidup yang membentuk perilaku manusia. Masa lalu akan menjadi sejarah bagi manusia untuk mengenang kesuksesan dan kegagalan serta belajar dari kedua hal tersebut. Masa kini, merupakan masa dimana manusia mengaktualisasikan diri dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Disini manusia menjalani hidup dengan berbagai tujuan yang harus dilaksanakan atau dilakukan. Sedangkan masa depan merupakan masa yang akan terjadi. Manusia hanya bisa merencanakan apa yang akan dilakukan di masa depan tetapi tidak akan bisa mencapainya tanpa hidup di masa kini.
©      Past Experience, atau boleh diartikan sebagai pengelaman masa lalu selalu membingkai individu dan tidak bisa dilepaskan dari individu tersebut. Pengelaman individu juga mempengaruhi dia dalam memaknai kehidupan, pengelaman-pengelaman itu akan terungkap ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain bahkan ketika dia berinteraksi dengan dirinya sendiri.
Dalam kaitan dengan persepsi interpersonal, pengelaman seseorang mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengelaman seseorang bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.
©      Drives, Goals, hidup manusia harus dijalani dan memiliki tujuan. Dan biasanya tujuannya ditetapkan pada masa sekarang dalam hidupnya. Untuk menggapai tujuan hidup individu berusaha menjalani hidup dengan berbagai batasan-batasan individual maupun sosial.
©      Future Expectation, individu memiliki pengharapan akan masa depan yang lebih baik.
Eviromental Forces
Manusia selain sebagai makhluk personal juga sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup di tengah lingkungan. Lingkungan itu sendiri memiliki beberapa komponen diantaranya Physical (lingkungan fisik yang membentuk karakter individu dalam memaknai diri). Social (lingkungan sosial juga membentuk keseluruhan pengelaman hidup bermasyarakat seorang individu). Dan economic (lingkungan ekonomi juga membentuk dan mempengaruhi pola hidup individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya).

Five Basic Principles Related To Perception
(Lima Prinsip Dasar Persepsi)
1)    Perception is subjective and limited
Persepsi bersifat subjektif dan terbatas. Dimaksud subyektif karena persepsi menyangkut gathering, selecting, mixing, organizing dan interpreting yang terjadi di dalam diri seseorang. Persepsi bersifat subyektif itu bermula dari seseorang mengumpulkan informasi berdasarkan pengelaman yang kemudian diseleksi, kemudian dicampur atau dipertautkan selanjutnya disusun kemudian diinterpretasikan secara subyektif (berdasarkan penilaian pribadi). Hal ini menyebabkan orang berbeda dalam mempersepsikan satu objek sama. Namun karena kemampuan inderawi manusia itu terbatas, maka persepsi setiap individu juga terbatas sejauh kemampuan indrawinya dengan gudang field of experience dan frame of reference. Selain itu keterbatasan indera itu bisa dikarenakan kurang berfungsinya alat indera karena usia tua atau kecelakan dan alasan lainnya.
2)    Perception is learned
Persepsi adalah proses belajar. Hal ini benar adanya, karena ketika seseorang melatih diri untuk memahami sesuatu obyek entah itu obyek berupa benda maupun manusia secara terus-menerus maka akan tercipta persepsi yang mendekati kebenaran. Persepsi merupakan proses belajar juga dapat dibaca di buku Psikologi Komunikasi tulisan Jalaluddin Rakhmat (2003:89) yang menyatakan lewat facial meaning sensitivity test (FMST) yang dilakukan oleh Dale G. Leathers menunjukan bahwa para peserta yang dilatih dengan FMST menjadi lebih cermat melakukan persepsi.  
Atau oleh Joseph De Vito yang menyatakan apa yang terjadi di luar sangat berbeda dengan apa yang menapai otak kita. Mempelajari bagaimana dan mengapa pesan-pesan ini berbeda sangt penting untuk memahami komunikasi(1997:75).
3)    Perception involves attaching meaning
Persepsi meliputi pemberian makna, maksudnya persepsi memberikan makna terhadap sensasi (stimulus-stimulus) yang diterima alat indera. Seperti kata Jalaluddin Rakhmat, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasin sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
4)    We attempt to keep perception stable
Kita mencoba untuk mejaga agar persepsi tetap stabil; maksudnya bisa mempersepsi sesuatu secara benar. Karenanya persepsi jangan dipengaruhi oleh  
5)    We attempt to established consistency among our perception
Kita berusaha membentuk kemantapan dalam bertindak berdasarkan persepsi yang terbentuk. Maksudnya ketika kita sudah melatih persepsi dan mengarahkannya dengan baik dan konsisten maka akan timbul peluang bahwa setiap kali kita bertemu dengan obyek yang baru dikenal kita tidak akan menjustifikasi kebenaran atau kesalahan dari suatu obyek sebelum kita mengenalnya dengan baik.

The Five Step In Perception Process
1)    Gathering
Tahap gathering (pengumpulan) merupakan tahap dimana kita menghimpun berbagai stimuli-stimuli atau rangsangan yang diterima alat indera (yaini indera peraba, indera penglihat, indera pencium, indera pengecap dan indera pendengar). tahap gathering merupakan tahap pertama dalam keseluruhan proses seleksi, alat indera kita dirangsang lewat parfum untuk indera penciuman, api untuk indera perasa dan lain sebagainya.
2)    Selecting
Tahap selanjutnya ini terkait dengan penjelasan De Vito bahwa meskipun kita memiliki kemampuan untuk merasakan stimulus (rangsangan), kita tidak selalu menggunakannya. Sebagai contoh: bila kita melamun di kelas, kita tidak akan mendengarkan apa yang dikatakan guru sampai dia memanggil nama. Barulah kita sadar (1997:75). Contoh tersebut memberitahukan kepada bahwa setelah stimulus dikumpulkan pada tahap gathering, stimulus itu kemudian di seleksi pada tahap selecting. Tahap seleksi ini memberikan kita kebebasan untuk memilih stimulus yang paling kita sukai atau paling dekat dengan kita dan ada kecenderungan untuk menghindar stimuli yang tidak kita sukai atau tidak kita kenal. Bahkan kita pada tahap tertentu kita berhak menentukan apa yang ingin kita lihat, dengar, rasa atau lainnya.
3)    Mixing
Setelah kita melewati tahap pengumpulan dan seleksi, selanjutnya semua stimulus yang dikumpulkan dan dipilih-pilah itu kemudian di-mixing (dicampur) untuk menentukan stimulus mana yang paling perlu untuk diberi arti. Stimulus yang baru diterima akan dikombinasikan dengan stimulus yang pernah kita terima diwaktu yang lalu sebagai field of experience dan  frame of reference.
4)    Organizing
Menurut Deddy Mulyana, tahap organisasi melekat pada tahap interpretasi ((2002:169). Pada tahap organizing ini, semua stimulus yang dikumpulkan, diseleksi dan di-mix akan disusun dengan meletakkan di dalam pengelaman yang membingkai kita dalam memahami stimuli. Seperti kita akan senang mengorganisir stimulus-stimulus yang kita kenal atau dekat dengan kehidupan kita. Biasanya kita akan mengorganisasikan stimulus-stimulus itu berdasarkan kerangka yang kita punya.
5)    Interpreting
Seperti yang dikatakan pada tahap organizing yang melekat pada interpretasi yang didefinisikan oleh Mulyana sebagai meletakan suatu rangasangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna.
Meski tahap ini dijelaskan satu persatu namun pada banyak kasus sebenarnya tahap-tahap ini berlangsung nyaris serempak. Karna interpreting merupakan tahap paling akhir dari persepsi dimana setelah kita melewati pengumpulan, penyeleksian, pencampuran (mixing), pengorganisasian, maka semua stimulus yang diterima alat indera itu akan diberi makna pada tahap pemberian makna. Sehingga apa yang dikatakan oleh Jalaluddin rakhmat bahwa persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.

Daftar bacaan:
DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia (Kuliah Dasar – Edisi Kelima). Jakarta: Profesional Book.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

1 komentar:

  1. As claimed by Stanford Medical, It's really the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh 42 pounds less than we do.

    (And really, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret diet and EVERYTHING to do with "HOW" they eat.)

    P.S, I said "HOW", and not "WHAT"...

    Tap this link to uncover if this easy questionnaire can help you release your true weight loss possibilities

    BalasHapus